Jumat, 08 Februari 2019

Irjen Pol. Arman Depari Soroti Hoax dan Narkoba Penghancur Persatuan


Narkoba dan Hoax merupakan Musuh besar bangsa saat ini, karena seperti yang kita ketahui belakangan ini baik di Media maupun Kehidupan sehari, belkangan ini marak sekali, oleh karena itu untuk memberantas peredaran narkoba  Garda Mencegah Dan Mengobati (GDMD) bergerak cepat dalam mengkampanyekan  Gerakan anti narkoba. Pada  kesempatan Kali ini bersama Presnas FOKAN (Presidium Nasional Forum Organisasi Kemasyarakatan Anti Narkoba) dan LD PBNU, organisasi yang dikomandoi oleh bapak Jefry Tambayong, SH ini menggelar Seminar Narkoba bertajuk “Dakwah Milenial Menuju Generasi Indonesia Bersinar (Bersih Narkoba) yang dilaksanakan di Moto Village, Jakarta Selatan, pada hari Kamis tanggal 7 Februari 2019.

Turut Hadir sebagai pembicara dalam kegiatan tersebut di antaranya adalah  Deputi Pemberantasan BNN RI Irjen Pol Arman Depari yang juga Ketua Dewan Pendiri GMDM, Ketua Umum GMDM/Presnas Fokan Jefry Tambayong, SH dan KH. Wahid Nuruddin dari LD PBNU Pusat
Pada kesempatan yang sama  turut hadir juga dari Presidium FOKAN di antaranya Dewan Pakar Brigjen Pol. Dr. Viktor Pudjiadi, Ketua GANN H. Kismono, Ketua Umum Gannas Nyoman Adi Feri, yang menjadi cikal bakal organisasi anti narkoba di Indonesia dan juga berbagai aktivis anti narkoba lainnya. Dan hadir  pula dari GMDM Bekasi, GMDM Kabupaten Bogor, GMDM Jaksel, IPNU Jaksel, LPPNU Jaksel, Fatayat NU Jaksel serta pemilik Moto Village yaitu bapak Umar Lubis. Pada pembukaan Acara para peserta  menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan lagu Mars dari GMDM.

Pada kesempatan tersebut Ketua Umum GMDM, Jefry Tambayong, SH kembali mengingatkan bahwa NKRI merupakan harga mati baginya dan siapa saja. “Kita dari suku, agama yang berbeda. Mari kita satukan tekad untuk sama-sama fight against drugs,” ujar Jefry.

Bukan hanya Soal Narkoba Jefry juga turut menyoroti tentang bahaya  hoax yang sudah menjamur belakangan ini serta dapat menghancurkan persatuan bangsa. Karena negara ini selain sudah darurat narkoba, juga telah mengalami darurat hoax. “Apa itu hoax, tentu kabar bohong yang memecah belah bangsa. Saya selain tidak rela Indonesia hancur karena narkoba, juga tak rela Indonesia hancur karena hoax. Kita suku boleh berbeda, agama beda. Tapi kita NKRI harga mati,” ungkapnya.

Lebih lanjut Jefry mengungkapkan saat dirinya bersama Deputi Pemberantasan BNN RI Irjen Pol Arman Depari mengunjungi pesantren pesantren yang ada di Jawa Timur. Kepada kyai di sana ia mengatakan, “Saya orang Manado, Pak Arman orang Batak. Agama kita beda, tapi hati kita sama, untuk NKRI”. “GMDM sendiri mempunyai motto ‘tiada hari tanpa penjangkauan, tiada hari tanpa penyuluhan’. Karenanya, kami bukan mengklaim, tapi kami menjadi salah satu yang terbanyak rehabilitasi pencandu narkoba rawat jalan,”pungkas Jefry Tambayong.

Jefry  juga  menambahkan, sekarang ini telah  hampir 7200 anak-anak pecandu yang rawat jalan di GMDM, dan ini hanya untuk di wilayah DKI. Sementara untuk rawat inap tempatnya masih sangat terbatas, hanya dapat menampung untuk 100 orang pria dan wanita. “Tapi kami tidak khawatir ,  karena di Jawa Timur  dan  beberapa tempat di Jawa barat sudah di buka Panti rehab Narkoba ini. Kemudian di Semarang yang juga akan kami deklarasikan dengan Gubernur Jawa Tengah, yang rencananya 10.000 dan ke depan dengan 4885 pesantren se Jawa Tengah kita akan deklarasi anti narkoba,” paparnya.

Semua pergerakan GMDM ini, kata Jefry, tak lain atas motivasi yang diberikan Irjen Pol Arman Depari untuk kegiatan sosial di masyarakat, karena semua anak GMDM punya tujuan dari kegiatan sosial dan bergerak untuk NKRI. “Oleh sebab itu harapan saya, “Dakwah Milenial Menuju Generasi Indonesia Bersinar” bukan hanya di Jakarta Selatan saja, tetapi, Pusat Timur, Utara dan seluruh Indonesia,” harap Jefry Tambayong.

Sementara di tempat yang sama, Deputi Pemberantasan BNN RI Irjen Pol. Arman Depari mengatakan, narkoba harus dihindari karena sangat berbahaya dan hanya sedikit pengguna narkoba  yang bisa survive dari ketergantungan narkoba. Pada umumnya mereka yang telah menggunakan Narkoba tidak akan Pulih kembali, karena di dalam dunia narkoba terdapat ungkapan, ‘kami sudah menggunakan’, itu hanya ada satu tiket, yakni pergi dan tidak pernah kembali lagi.
“Maka bagi mereka yang masih bisa berdiri di depan kita itu adalah satu keberuntungan dan satu hal yang sangat sulit dan jarang kita jumpai. Diketahui, hampir 70 persen mereka (para pecandu-red.) akan terus kembali lagi menggunakan, dan ini yang biasa disebut relaps,” kata Arman Depari yang juga Ketua Dewan Penasehat/Pembina Fokan.

Lebih lanjut Arman mengungkapkan, dalam sidang kabinet terbatas Presiden Jokowi pernah menyampaikan kepada seluruh rakyat Indonesia bahwa Indonesia “Darurat Narkoba”. Karena itu menurutnya, sudah seharusnya Jokowi yang menjadi panglima untuk memberantas narkoba ini. “Kalau pimpinan negara sudah sampaikan ‘mari kita perangi’, kita harus ikut di belakang. Karena saat ini di mana-mana sudah ada narkoba, bukan hanya di kota, kecamatan, desa-desa tapi sudah di tingkat RT/RW,” ungkapnya.

Bicara tentang ‘Darurat Narkoba’, Pak Arman mengingatkan bahwa darurat merupakan situasi yang sudah sangat berbahaya sehingga perlu semua sumber daya untuk dikerahkan. “Dokternya harus bagus, obatnya harus baik dan tempatnya juga harus bagus. Nah, darurat di Indonesia ini seperti apa? Permasalahannya yang pertama adalah kejahatan kejahatan yang terjadi di rumah. Kalau sudah ada anggota keluarga kita yang menggunakan narkoba, maka di rumah itu pasti tidak tenang,” jelasnya.


Pada kesempatan itu Arman Depari juga menyoroti empat hal yang saat ini terdengar di pemberitaan. Pertama masalah korupsi yang sering terdengar di televisi. Kemudian salah satu yang mengancam persatuan, yakni terorisme. Lalu hoax maupun berita bohong yang juga akan menghancurkan dan mengancam persatuan bangsa dan yang terakhir adalah narkoba, yang hampir setiap hari masuk dalam pemberitaan baik di media cetak, elektonik, maupun Online. “Nah Ini yang perlu kita tangani secepatnya,” tegas Pak Arman.

Acara semakin dan menarik saat Dewan Pakar FOKAN yang juga Staf Ahli di BNN, Brigjen Pol. Dr. Viktor Pudjiadi mempresentasikan tentang narkoba yang digabungkan dengan peragaan atraksi sulap dan ditutup dengan pemberian cinderamata kepada para narasumber oleh pemilik Moto Village serta acara foto-foto bersama, setelah sebelumnya KH. Wahid Nuruddin dari LD PBNU Pusat memberikan materinya tentang kecintaan terhadap NKRI Harga Mati.

Disini dapat kita simpulkan bahwa bukan hanya Narkoba, tapi Isu maupun Hoax yang belakangan ini marak terlebih menjelang Pilpres 2019 harus kita perangi agar bangsa ini bisa lepas dari  Darurat Narkoba dan Hoax yang dapat menghancurkan persatuan bangsa

Kamis, 24 Januari 2019

BNN SITA 25 KG SABU PEREDARAN DI KENDALIKAN DARI LAPAS TANJUNG GUSTA


Badan Narkotika Nasional (BNN) telah berhasil mengamankan 25 Kilogram Sabu dari tersangka bernama Syaifinur alias Pan. Sabu tersebut merupakan bagian dari jaringan sindikat Ramli Cs, narapidana Lapas Tanjung Gusta, Medan, Sumatera Utara.

Deputi Bidang Pemberantasan BNN Irjen Pol. Arman Depari menyampaikan tersangka bernama Syaifunur ditangkap oleh petugas dari Pasar Grueguk Biruen Aceh dengan barang buktu 8 Kilogram sabu. Barang haram tersebut disembunyikan dalam mobil Pick up warna hitam yang rencananya akan di distribusikan ke Medan dan wilayah Sumatera Utara lainnya.

"Setelah penangkapan tersebut petugas selanjutnya melakukan penggeledahan dirumah tersangka Syaifinur di Muara Batu Aceh Utara dan ditemukan 17 Kilogram sabu yang dibungkus lakban warna hitam, sehingga totalnya ada 25 kilogram sabu yang di kemas dalam bungkusan teh warna hijau" jelasnya



Selanjutnya Irjen Pol. Arman Depari menerangkan barang bukti yang disita tersebut berasal dari Malaysia, narkoba itu dibawa menggunakan kapal yang berbeda dengan waktu yang hampir bersamaan dan merupakan bagian dari sindikat Ramli Cs.

"saat ini seluruh barang bukti dan tersangka sudah dibawa ke BNNP Sumut untuk proses lebih lanjut" pungkasnya.